"Ok...aku sudah di posisi..." ucap seseorang dengan serius sambil di depan sebuah pemancar berkomunikasi dengan hadset.
"Aku akan mengirimkan filenya ke handphonemu, lalu
sambungkan ke antena pemancar," jawab seorang temannya dari depan komputer
juga menggunakan hadset.
"Baiklah aku akan menyambungkannya," ucap
seseorang yang sedang berada di depan pemancar sambil menyambungkan sebuah
kabel ke antena. "Ok...sudah aku pasang..."
"Tunggu sebentar, aku akan mengirimkannya," ucap
yang di depan komputer sambil mengisap rokok.
"Apakah sudah selesai Rio?" tanya seseorang pada
Rio yang sedang mengirimkan file-file hacking ke pemancar tersebut. Cukup lama
Rio baru menjawab pertanyaan dari temannya.
"Iya Mir...lo bisa pergi dari sana sekarang..."
ucap Rio pada Mirhan dengan tersenyum bangga. Beberapa menit kemudian masuklah
chat grup dari Maya dan Cabul.
"Qu33n: Rio Jaringannya sudah jalan, dengan begini aku
tidak perlu beli kouta lagi, hehehe.
T4u: Ternyata artis seperti kamu masih suka dengan yang
geratisan ya?
N4n0B0y5: Heh...kalian...siapa yang menyembunyikan tangga?
Kalian berdua ya?
T4u: Hah...aku dan Maya dari tadi mencek jaringan Wifi
gratis kita.
Qu33n: Siapa lagi yang paling jahil disini selain si Zombie?
Zombie1210: Kenapa aku yang disalahkan? Dari tadi aku di
depan komputer.
Ih4t3u: Apakah tangga yang kamu gunakan dari alumenium dan
ada lampu kecil?
N4n0B0y5: Iya...
Ih4t3u: Itu adalah tangga buatanku yang dipinjam oleh Rio
tadi siang, kata Rio dia mau mencobanya. Dia meminjam tangga itu beserta remot
yang bisa membuat tangga itu mengecil secara otomatis.
N4n0B0y5: Rio!...Awas kau!...
Zombie1210 is Disconnect
"Dooorrrr..." tersengar suara sesuatu yang jatuh
ke kolam renang.
"Mirhan!...ngapain kamu berenang pakai baju, celana
panjang, dan sepatu?" tanya Abel yang kebetulan bersantai di kursi yang
diletakkan di samping kolam renang.
"Hahahaha..." Maya dan Cabul tertawa.
"Ini Mir, remot kontrol tanggal itu," ucap Rio
dengan tergesa-gesa membawa remot ditangannya.
"Terimakasih...aku sudah terjun ke kolam..." ucap
Mirhan dengan susah payah menaiki pinggiran kolam renang.
"Alat ini untuk memudahkan pekerjaan, bukan untuk
mainan," ucap Ambun dengan kesal mengambil remot dari tangan Rio dan
tangga yang sudah mengecil seukuran laptop. Dia lalu masuk ke dalam rumah tanpa
memperdulikan Mirhan yang basah kuyup di samping kolam renang.
"Pakai handuk ini dan cepat kamu mengganti
pakaianmu," ucap Abel sambil menyerahkan handuk pada Mirhan. Mirhan
langsung ingin melepaskan pakaiannya.
"Mir...bagaimana kalau kamu ganti pakaian di kamar
mandi..." ucap Maya menahan Mirhan.
"Baiklah..." ucap Mirhan nurut saja.
"Memang kamu tak ingin lihat Mirhan saat telanjang dada
May?" tanya Cabul menggoda Maya.
"Bolehkah aku membajak akun Instagram kamu? Sebab aku
punya foto saat kamu mengintip kamar mandi cewek, aku yakin Itu akan membuat
kamu lebih terkenal..." ucap Maya dengan tersenyum menanggapi pertanyaan
Cabul.
"Jangan...jangan..." ucap Cabul tergagap-gagap.
"Rio...lain kali kalau bercanda jangan
keterlaluan..." ucap Abel menasehati Rio karena Rio sangat sering membully
teman-temannya. Abel tahu Rio melakukan itu karena dia pernah dikerjain Mirhan
dengan disuruh mendorong mobil Mirhan dari kos ke pom bensin, padahal mobil
Mirhan tidak sedang kehabisan bensin.
"Maaf ya Mir..." ucap Rio karena menyadari
kesalahannya yang keterlaluan.
"Ini pembalasan yang kemaren ya?" tanya Mirhan
dengan tersenyum.
"Bisa dibilang begitu...tapi tadi aku tidak menyangka
kamu berani terjun ke kolam dari ketinggian seperti itu," ucap RIo memuji
keberanian temannya. "Padahal setelah aku disconnect, langsung saja aku
mengambil remot itu," ucap Rio dengan jujur.
"Santai saja...dengan ini kita inpaskan? tapi bukan
berarti aku tidak akan membalasnya," ucap Mirhan tersenyum penuh arti.
"Ayo kita makan...Cabul kamu sudah memasak ayam yang
kutaroh di kulkas belum?" tanya Abel pada Cabul dengan menyelidik.
"Ya...ampun...aku lupa," ucap Cabul yang baru
sadar dia belum memasak ayam untuk makan siang. "Rio bisa bantu aku
memasak ayam di dapur tidak?" tanya Cabul penuh harap.
"Tidak, aku sedang membuat program untuk perusahaan
software antivirus," jawab Rio menolak sembari berjalan dengan Mirhan ke
dalam rumah.
"Aku punya satu bungkus rokok apabila kamu
bisa..." Cabul tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena langsung
dijawab Rio.
"Ok...aku akan membantumu memasak demi rokok,
eh...maksudku demi teman, hehehe..." ucap Rio mau menolong Cabul memasak
di dapur. Sangat mudah untuk membuat Rio mau menolong mereka, yaitu dengan
mengiming-imingi rokok saja.
Rio akhirnya membantu cabul memasak ayam di dapur demi
sebungkus rokok yang dijanjikan Cabul. Tapi ternyata dua orang laki-laki ini
sangat pintar memasak karena mereka sudah sering mendapat omelan dari Abel atas
masakan mereka yang keasinan, gosong, kurang bumbu, dan belum matang. Tapi
semua itulah yang membuat mereka berpikir memasak makanan yang bisa dimakan
oleh manusia. Masakan mereka kali ini akhirnya mendapat pujian dari Abel dan
teman-teman sekosnya.
"Masakan yang enak," ucap Ambun yang jarang memuji
orang. Setelah dia memuji masakan Rio dan Cabul, dia langsung pergi ke kamarnya
untuk kembali mengerjakan alat-alat yang akan diperkenalkan ke produsen.
"Memangnya dia tidak bisa sekali saja berkumpul dengan
kita untuk bicara?" tanya Maya yang terlihat kesal dengan perlakuan Ambun.
"Dia mungkin sedang sibuk, sekarang banyak sekali
perusahaan yang memintanya membuatkan beberapa alat-alat untuk hardware, konsol
game, stick game, dan banyak lagi. Jadi dia hampir tak punya waktu untuk
ngobrol," ucap RIo mencoba meredam kekesalan Maya pada Ambun.
"Tapi aku seorang artis yang memiliki kerjaan film,
wawancara, dan show di event-event tertentu masih bisa berkumpul untuk ngobrol
dengan kalian, masa dia yang lebih banyak dirumah tidak bisa seperti itu?"
ucap Maya terlihat sangat kesal.
"Benar kata Maya, bisa sajakan dia meminta bantuan kita
untuk membantunya mengerjakan alat-alat tersebut Yo..." ucap Cabul setuju
dengan ucapan Maya.
"Tidak semua orang memiliki sifat yang sama, kita tidak
bisa memaksa seseorang untuk menjadi seperti kita, biarkan saja dia menjalani
hidupnya seperti itu," ucap Abel lebih membela Ambun.
Setelah makan malam dan berkumpul dengan Maya, Cabul, dan
Mirhan Rio kembali ke kamarnya. Maya pergi shooting untuk senetron kejar tayang. Cabul menulis
skrip skenario untuk film terbarunya. sedangkan Mirhan sedang bermain game
online di kamarnya untuk membuat video yang nanti di upload ke Youtube.
Diantara Rio, Maya, Cabul, Ambun, hanya Mirhan yang mendapat
penghasilan dari Youtube. Banyak sekali video yang dia buat menjadi top teen
video dalam satu Minggu. Menurut Mirhan sangat mudah membuat viewernya banyak
setiap minggu yaitu dengan menghacking situs youtube. Dia bisa membuat videonya
tampil paling atas di beranda dan membuat videonya seakan sudah banyak
ditonton. Bagi beberapa orang memang tidak mungkin itu bisa dilakukan, tapi
bagi Mirhan sangat mudah melakukannya. Rio dan Mirhan pernah jalan-jalan ke
kantor Google dan Youtube di Indonesia. Seperti biasa Mirhan selalu bisa
menyusup ke security system yang ada di dalam kantor atau perusaan.
Rio memasuki kamarnya dan mulai menyalakan rokok dan
komputernya. Dia membuka program yang tadi dia masukkan ke sebuah software
antivirus yang minta sebuah perusahaan untuk dia buatkan. Rio kembali mencek
list virus apa saja yang terdeteksi oleh software antivirusnya tersebut.
Setelah mencek dia tersenyum karena jenis virus yang mampu dideteksi mencapai
puluh ribuan. Ini adalah rekor baru dalam bidang software antivirus komputer
yang pernah dibuat selama ini di dunia.
"Aku harus mencobanya besok," ucap Rio dengan
tersenyum mengetahui siapa yang bakalan menjadi kelinci percobaannya besok. Tak
berapa lama handphone Rio berbunyi tanda ada panggilan masuk. "Halo,"
ucap Rio dengan santai.
"Mas Rio, Ini saya Pak Ardi Sucipto," ucap
seseorang yang terdengar dari sambungan telepon.
"Ia...ada apa Pak?" tanya Rio yang kenal dengan
suara CEO yang meminta Rio membuatkan Software Antivirus.
"Bagaimana Software yang saya Minta kemaren?"
tanya pak Ardi secara lugas.
"Sudah saya selesaikan, hanya saja saya belum menguji
kemampuannya." jawab Rio dengan jujur.
"Kapan kamu akan mencobanya?" tanya pak Ardi
membutuhkan kepasrian.
"Besok saya akan mencobanya, semoga saja tidak ada
kekuarangan," Jawab Rio. "Apabila tidak ada kekurangan lusa saya akan
mempresentasikannya di depan anda," tambahnya.
"Baiklah kalau begitu, aku sangat berharap banyak
padamu tentang ini," ucap pak Ardi menanggapi.
"Saya tidak akan mengecewakan anda," ucap RIo
menanggapi.
"Baiklah kalau begitu saya akan menunggu
perkembangannya, selamat malam," ucap Pak Ardi.
"Selamat malam..." jawab RIo lalu menutup telepon.
Setelah itu Rio kembali menatap software yang telah dia buat.
Kembali dia menyalakan sebatang rokok dengan korek api yang
bertuliskan "Ideku keluar dari asap rokok". Dia menuju jendela
kamarnya untuk menatapi langit yang malam ini diisi dengan begitu banyak
bintang. Sembari dia terus mengisap dan mengeluarkan asap rokok hingga seluruh
kamarnya penuh dengan asap rokok. Dia tak akan takut ada orang yang terganggu
dengan asap rokoknya karena dia pikir hanya Mirhan dan Cbaul saja yang memiliki
nyali untuk masuk ke kamarnya. Setiap dia mengisap dan mengeluarkan asap rokok seakan
semua hal yang memberatkan hidupnya pergi bersama kepulan asap yang menghiasi
kamarnya.
Dia tidak pernah memiliki seseorang pacar dalam perjalanan
hidupnya. Meski dia memiliki seorang teman wanita seperti maya, tapi dia tidak
pernah memiliki perasaan sayang sedikitpun pada Maya. Dia menganggap Maya
sebatas teman akrab sama seperti anggapannya kepada Abel. Memang pernah dia
memperhatikan seorang wanita yang dia kenal dibangku kuliah, tapi perasaannya
hanya sampai pda perasaan suka dan tak ingin memiliki. Baginya perasaan sayang
hanya akan membuat manusia jauh dari intelektual dan logika.
Tak terasa asap rokok di kamarnya semakin tebal hingga dia
tidak bisa melihat setiap sudut kamarnya. tak berapa lama kemudian dia
mendapatkan pesan chat dari temannya di sebelah kamarnya.
"N4n0b0y5: Rio...kamu lagi apa? apa perlu aku telepon
pemadam kebakaran?
Zombie1210: Tidak perlu, aku hanya sedang meroko.
N4n0b0y5: Lebih baik
kamu matikan rokokmu sebelum tetangga kita menelepon pemadam kebakaran.
Membaca chat terakhir dari Mirhan Rio langsung saja melihat
keluar jendela kamarnya. Dia cukup terkejut mendapati orang-orang yang sedang
berkumpul di depan kos berhadapan dengan kamarnya. Dia bergegas untuk mematikan
puntung rokoknya, tapi itu sudah terlambat, karena mobil pemadam kebakaran
sudah keburu datang ke rumah itu dengan sirine yang mebuat telinga sakit.
Seiring dengan itu lampu dirumah itu dipadamkan
Saat salah satu Pemadam Kebakaran akan menyemprotkan air ke
titik asap itu, Rio segera membuka jendela kamarnya dan berteriak kepada
pemadam kebakaran tersebut.
"Hentikan!...dirumah ini tidak ada kebakaran!..."
teriak Rio sampai hampir kehabisan napas.
"Tapi kami ditelepon begitu oleh salah satu penghuni
rumah ini!..." jawab salah satu pemadam kebakan yang bersiap memutar tuas
air.
"Tidak ada kebaran...aku hanya sedang merokok di dalam
kamar..." sebelum Rio menyelsesaikan ucapannya pompa air pemadam kebakaran
tersebut sudah lebih dulu menyemburka air tepat ke arah RIo. Rio basah kuyup
tak mampu lagi berbuat apa-apa, hanya rasa kesal yang terlihat dari wajahnya
saat itu. "Mirhan...sialan..." Rio mengupat dengan penuh rasa marah.
Asap dikamarnya menghilang bersama rasa kesalnya kepda teman baiknya tersebut.
Tidak berapa lama lampu kembali dinyalakan dan mobil pemadam
kebakaran menjauh dari perumahan itu. Begitu juga orang-orang yang tadinya
menonton kebakaran tersebut pergi meninggalkan kos Abel. Rio langsung ke kamar
mandi untuk membasuh badannya yang tersemprot air pemadam kebakaran. Setelah
Rio keluar dari kamar mandi, dia terkejut melihat Maya, Ambun, Mirhan, dan
Cabul membersihkan kamarnya yang tersebur air pemadam kebakaran.
"Gitu dong mandi..." ucap Mirhan yang merapikan
buku-buku di meja.
"Kan ganteng apabila kamu mandi," ucap Maya yang
tersenyum sambil mengepel kamar Rio.
"Bila kamu bau karena tidak mandi, tak akan ada yang
mau mendekati kamu, apalagi wanita yang cantik," ucap Ambun sambil
merapikan kasur dan memungut sampah.
"Ia...Terimaksih ya kalian mau membantuku membereskan
kamarku," ucap Rio sangat senang ternyata teman-temannya itu sangat peduli
padanya.
"Yang benar saja, aku melakukan ini karena akulah yang
menelepon pemadam kebakaran, sebab asap rokokmu masuk ke kamarku juga,"
ucap Ambun yang memang tidak bisa mencium asap rokok. Tapi padasarnya bukan itu
alasan sebenarnya Ambun mau membantu membereskan kamar Rio.
"Jadi kamu yang mengerjain aku?" tanya Rio yang
tak menyangka Ambun yang mengejainya.
"Sebenarnya setelah makan malam tadi kami merencanakan
ini semua untuk membalas apa kamu lakukan pada Mirhan tadi siang dan supaya
kamu bisa mandi," ucap Cabul sambil nyengir.
"Ternyata kalian bisa kompak juga ya?" ucap Rio
yang senang teman-temannya bisa akur lagi.
"Sudah-sudah..." ucap Maya melerai. "Besok
malam kalian sibuk tidak?" tanyanya kemudian.
"Aku rasa tidak," ucap Rio.
"Begitupula aku, karena semua video yang aku buat sudah
aku upload" ucap Mirhan.
"Semua alat yang disuruh aku untuk membuatnya sudah aku
selesaikan dari kemaren," ucap Ambun.
"Sebab aku ingin mengajak kalian ke Festival Jakarta
Games 2017, bukan hanya game yang ditunjukan disana, juga ada Laptop, PC, dan
handphone yang akan diperkenalkan," ucap Maya menjelaskan.
"Wah...sepertinya menyenangkan..." ucap Mirhan
bersemangat.
"Aku rasa sepertinya menarik," ucap Rio kelihatan
senang.
"Kalau kamu bagaimana Bun?" tanya Maya sambil
memandang ke arah Ambun, sebab Ambunlah yang sering sekali tidak ikut bersama
kami ke acara atau sekedar jalan-jalan.
"Aku pikir tidak masalah kalau aku juga ikut,"
ucap Ambun.
"Kalau begitu kita akan berkumpul jam lima sore,"
ucap Maya.
"Terserah kau saja," ucap Ambun sembil berjalan
keluar kamar Rio.
"Kebiasaan..." ucap Rio dengan tersenyum.
"Mir...boleh minjam laptopmu tidak?" tanya Rio pada Mirhan.
"Boleh, memangnya kenapa dengan komputermu?" tanya
Mirhan. "Aku lihat tidak ada masalah."
"memang, tapi aku ingin mentes software yang baru aku
buat," ucap Rio pada Mirhan sambil memeng sebuah flashdisk yang ada diatas
meja komputernya.
"Baiklah...tapi laptopku jangan sampai rusak ya?
soalnya aku baru membelinya," ucap Mirhan sambil berjalan keluar kamar
Rio. Tak berapa lama kemudian Mirhan masuk sambil membawa laptop ditangannya.
"Ini..." ucap Mirhan memberikan laptopnya pada Rio tanpa ada
kecurigaan sedikitpun. "Jangan sampai rusak," ucap Mirhan kembali
mengingatkan.
"Tanang, meskipun rusak nantinya aku akan bisa
memperbaikinya," ucap Rio sambil tersenyum. "Memangnya apa yang ingin
kau lakukan pada laptopku?" tanya Mirhan dengan curiga, soalnya semua
handphone dan laptop kepunyaannya selalu menjadi kelinci percobaan Rio.
"Aku cuman pengen mengopy file software hacking yang
pernah aku berikan padamu," ucap Rio sembari menancapkan flashdisknya pada
laptop Mirhan. Tanpa diketahui Mirhan, flashdisk Rio berisi ribuan virus yang
membahayakan ke komputer target. Rio berhasil memasukan file virus dari
flashdisknya, setelah virus itu masuk flashdisk Rio langsung tidak terdeteksi
lagi. "Sial...flashdiskku rusak," ucap Rio supaya Mirhan tidak curiga
bahwa Rio memasukan Virus ke laptopnya.
Rio membuat flashdisk ini tidak lama setelah dia mendapatkan
pekerjaan untuk membuatkan software antivirus. Flashdisk yang Rio colokan ke
laptop Mirhan sudah Rio rakit agar langsung emengirimkan virus secara otomatis
ke laptop korban dengan cara mencolokannya ke laptop target. Setelah laptop
target dipenuhi oleh virus yang ada di flashdisk, flashdisk akan eject
otomatis. Jadi korban tidak pernah sadar bahwa laptopnya sudah dimasuki beribu
virus dari flashdisk tersebut. Metode ini Rio kembangkan dari buku milik
ayahnya yang dia baca saat belajar ilmu komputer.
"Aku rasa lain kali saja aku mengambilnya," ucap
Rio pura-pura kecewa.
"Cuma itu saja?" tanya Mirhan masih curiga dengan
Rio.
"Mau bagaimana lagi? aku hanya punya satu flashdisk
yang bukan untuk ngehack," ucap Rio dengan jujur, tapi Mirhan tidak tau
flashdisk mana yang dimaksud Rio.
"Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke
kamarku," ucap Mirhan pada Rio sembari membawa laptopnya.
"Aku juga," ucap Maya. "Sebab besok aku ada
shooting film baru."
"Aku juga mau tidur," ucap Cabul mengikuti Maya.
"May, tidur bareng yuk?" ucap Cabuk bercanda.
"Apa kamu pengen aku hajar?" ucap Maya sambil
mengepalkan tangannya.
"Bercanda kali May..." ucap Cabul yang ketakutan.
"Dasar..." ucap Rio menutup pintu kamarnya dan
kembali menyalakan rokok. "Besok aku akan melihat kekuatan dari software
yang aku buat ini," ucap Rio melirik software antivirus yang dia buat.
Note:
Kadang orang-orang tidak terlalu peduli dengan virus apa
yang masuk dari flashdisk yang tertancap di laptop atau PCnya. Mereka terlalu
yakin bahwa antivirus yang mereka miliki mampu memusnahkan semua virus yang ada
di komputer mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar