Social Icons

Sabtu, 26 Agustus 2017

Bab 1 : Dimandikan Pemadam Kebakaran (Unlock)


"Ok...aku sudah di posisi..." ucap seseorang dengan serius sambil di depan sebuah pemancar berkomunikasi dengan hadset.
"Aku akan mengirimkan filenya ke handphonemu, lalu sambungkan ke antena pemancar," jawab seorang temannya dari depan komputer juga menggunakan hadset.
"Baiklah aku akan menyambungkannya," ucap seseorang yang sedang berada di depan pemancar sambil menyambungkan sebuah kabel ke antena. "Ok...sudah aku pasang..."
"Tunggu sebentar, aku akan mengirimkannya," ucap yang di depan komputer sambil mengisap rokok.
"Apakah sudah selesai Rio?" tanya seseorang pada Rio yang sedang mengirimkan file-file hacking ke pemancar tersebut. Cukup lama Rio baru menjawab pertanyaan dari temannya.
"Iya Mir...lo bisa pergi dari sana sekarang..." ucap Rio pada Mirhan dengan tersenyum bangga. Beberapa menit kemudian masuklah chat grup dari Maya dan Cabul.
"Qu33n: Rio Jaringannya sudah jalan, dengan begini aku tidak perlu beli kouta lagi, hehehe.
T4u: Ternyata artis seperti kamu masih suka dengan yang geratisan ya?
N4n0B0y5: Heh...kalian...siapa yang menyembunyikan tangga? Kalian berdua ya?
T4u: Hah...aku dan Maya dari tadi mencek jaringan Wifi gratis kita.
Qu33n: Siapa lagi yang paling jahil disini selain si Zombie?
Zombie1210: Kenapa aku yang disalahkan? Dari tadi aku di depan komputer.
Ih4t3u: Apakah tangga yang kamu gunakan dari alumenium dan ada lampu kecil?
N4n0B0y5: Iya...
Ih4t3u: Itu adalah tangga buatanku yang dipinjam oleh Rio tadi siang, kata Rio dia mau mencobanya. Dia meminjam tangga itu beserta remot yang bisa membuat tangga itu mengecil secara otomatis.
N4n0B0y5: Rio!...Awas kau!...
Zombie1210 is Disconnect
"Dooorrrr..." tersengar suara sesuatu yang jatuh ke kolam renang.
"Mirhan!...ngapain kamu berenang pakai baju, celana panjang, dan sepatu?" tanya Abel yang kebetulan bersantai di kursi yang diletakkan di samping kolam renang.
"Hahahaha..." Maya dan Cabul tertawa.
"Ini Mir, remot kontrol tanggal itu," ucap Rio dengan tergesa-gesa membawa remot ditangannya.
"Terimakasih...aku sudah terjun ke kolam..." ucap Mirhan dengan susah payah menaiki pinggiran kolam renang.
"Alat ini untuk memudahkan pekerjaan, bukan untuk mainan," ucap Ambun dengan kesal mengambil remot dari tangan Rio dan tangga yang sudah mengecil seukuran laptop. Dia lalu masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Mirhan yang basah kuyup di samping kolam renang.
"Pakai handuk ini dan cepat kamu mengganti pakaianmu," ucap Abel sambil menyerahkan handuk pada Mirhan. Mirhan langsung ingin melepaskan pakaiannya.
"Mir...bagaimana kalau kamu ganti pakaian di kamar mandi..." ucap Maya menahan Mirhan.
"Baiklah..." ucap Mirhan nurut saja.
"Memang kamu tak ingin lihat Mirhan saat telanjang dada May?" tanya Cabul menggoda Maya.
"Bolehkah aku membajak akun Instagram kamu? Sebab aku punya foto saat kamu mengintip kamar mandi cewek, aku yakin Itu akan membuat kamu lebih terkenal..." ucap Maya dengan tersenyum menanggapi pertanyaan Cabul.
"Jangan...jangan..." ucap Cabul tergagap-gagap.
"Rio...lain kali kalau bercanda jangan keterlaluan..." ucap Abel menasehati Rio karena Rio sangat sering membully teman-temannya. Abel tahu Rio melakukan itu karena dia pernah dikerjain Mirhan dengan disuruh mendorong mobil Mirhan dari kos ke pom bensin, padahal mobil Mirhan tidak sedang kehabisan bensin.
"Maaf ya Mir..." ucap Rio karena menyadari kesalahannya yang keterlaluan.
"Ini pembalasan yang kemaren ya?" tanya Mirhan dengan tersenyum.
"Bisa dibilang begitu...tapi tadi aku tidak menyangka kamu berani terjun ke kolam dari ketinggian seperti itu," ucap RIo memuji keberanian temannya. "Padahal setelah aku disconnect, langsung saja aku mengambil remot itu," ucap Rio dengan jujur.
"Santai saja...dengan ini kita inpaskan? tapi bukan berarti aku tidak akan membalasnya," ucap Mirhan tersenyum penuh arti.
"Ayo kita makan...Cabul kamu sudah memasak ayam yang kutaroh di kulkas belum?" tanya Abel pada Cabul dengan menyelidik.
"Ya...ampun...aku lupa," ucap Cabul yang baru sadar dia belum memasak ayam untuk makan siang. "Rio bisa bantu aku memasak ayam di dapur tidak?" tanya Cabul penuh harap.
"Tidak, aku sedang membuat program untuk perusahaan software antivirus," jawab Rio menolak sembari berjalan dengan Mirhan ke dalam rumah.
"Aku punya satu bungkus rokok apabila kamu bisa..." Cabul tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena langsung dijawab Rio.
"Ok...aku akan membantumu memasak demi rokok, eh...maksudku demi teman, hehehe..." ucap Rio mau menolong Cabul memasak di dapur. Sangat mudah untuk membuat Rio mau menolong mereka, yaitu dengan mengiming-imingi rokok saja.
Rio akhirnya membantu cabul memasak ayam di dapur demi sebungkus rokok yang dijanjikan Cabul. Tapi ternyata dua orang laki-laki ini sangat pintar memasak karena mereka sudah sering mendapat omelan dari Abel atas masakan mereka yang keasinan, gosong, kurang bumbu, dan belum matang. Tapi semua itulah yang membuat mereka berpikir memasak makanan yang bisa dimakan oleh manusia. Masakan mereka kali ini akhirnya mendapat pujian dari Abel dan teman-teman sekosnya.
"Masakan yang enak," ucap Ambun yang jarang memuji orang. Setelah dia memuji masakan Rio dan Cabul, dia langsung pergi ke kamarnya untuk kembali mengerjakan alat-alat yang akan diperkenalkan ke produsen.
"Memangnya dia tidak bisa sekali saja berkumpul dengan kita untuk bicara?" tanya Maya yang terlihat kesal dengan perlakuan Ambun.
"Dia mungkin sedang sibuk, sekarang banyak sekali perusahaan yang memintanya membuatkan beberapa alat-alat untuk hardware, konsol game, stick game, dan banyak lagi. Jadi dia hampir tak punya waktu untuk ngobrol," ucap RIo mencoba meredam kekesalan Maya pada Ambun.
"Tapi aku seorang artis yang memiliki kerjaan film, wawancara, dan show di event-event tertentu masih bisa berkumpul untuk ngobrol dengan kalian, masa dia yang lebih banyak dirumah tidak bisa seperti itu?" ucap Maya terlihat sangat kesal.
"Benar kata Maya, bisa sajakan dia meminta bantuan kita untuk membantunya mengerjakan alat-alat tersebut Yo..." ucap Cabul setuju dengan ucapan Maya.
"Tidak semua orang memiliki sifat yang sama, kita tidak bisa memaksa seseorang untuk menjadi seperti kita, biarkan saja dia menjalani hidupnya seperti itu," ucap Abel lebih membela Ambun.
Setelah makan malam dan berkumpul dengan Maya, Cabul, dan Mirhan Rio kembali ke kamarnya. Maya pergi shooting  untuk senetron kejar tayang. Cabul menulis skrip skenario untuk film terbarunya. sedangkan Mirhan sedang bermain game online di kamarnya untuk membuat video yang nanti di upload ke Youtube.
Diantara Rio, Maya, Cabul, Ambun, hanya Mirhan yang mendapat penghasilan dari Youtube. Banyak sekali video yang dia buat menjadi top teen video dalam satu Minggu. Menurut Mirhan sangat mudah membuat viewernya banyak setiap minggu yaitu dengan menghacking situs youtube. Dia bisa membuat videonya tampil paling atas di beranda dan membuat videonya seakan sudah banyak ditonton. Bagi beberapa orang memang tidak mungkin itu bisa dilakukan, tapi bagi Mirhan sangat mudah melakukannya. Rio dan Mirhan pernah jalan-jalan ke kantor Google dan Youtube di Indonesia. Seperti biasa Mirhan selalu bisa menyusup ke security system yang ada di dalam kantor atau perusaan.
Rio memasuki kamarnya dan mulai menyalakan rokok dan komputernya. Dia membuka program yang tadi dia masukkan ke sebuah software antivirus yang minta sebuah perusahaan untuk dia buatkan. Rio kembali mencek list virus apa saja yang terdeteksi oleh software antivirusnya tersebut. Setelah mencek dia tersenyum karena jenis virus yang mampu dideteksi mencapai puluh ribuan. Ini adalah rekor baru dalam bidang software antivirus komputer yang pernah dibuat selama ini di dunia.
"Aku harus mencobanya besok," ucap Rio dengan tersenyum mengetahui siapa yang bakalan menjadi kelinci percobaannya besok. Tak berapa lama handphone Rio berbunyi tanda ada panggilan masuk. "Halo," ucap Rio dengan santai.
"Mas Rio, Ini saya Pak Ardi Sucipto," ucap seseorang yang terdengar dari sambungan telepon.
"Ia...ada apa Pak?" tanya Rio yang kenal dengan suara CEO yang meminta Rio membuatkan Software Antivirus.
"Bagaimana Software yang saya Minta kemaren?" tanya pak Ardi secara lugas.
"Sudah saya selesaikan, hanya saja saya belum menguji kemampuannya." jawab Rio dengan jujur.
"Kapan kamu akan mencobanya?" tanya pak Ardi membutuhkan kepasrian.
"Besok saya akan mencobanya, semoga saja tidak ada kekuarangan," Jawab Rio. "Apabila tidak ada kekurangan lusa saya akan mempresentasikannya di depan anda," tambahnya.
"Baiklah kalau begitu, aku sangat berharap banyak padamu tentang ini," ucap pak Ardi menanggapi.
"Saya tidak akan mengecewakan anda," ucap RIo menanggapi.
"Baiklah kalau begitu saya akan menunggu perkembangannya, selamat malam," ucap Pak Ardi.
"Selamat malam..." jawab RIo lalu menutup telepon. Setelah itu Rio kembali menatap software yang telah dia buat.
Kembali dia menyalakan sebatang rokok dengan korek api yang bertuliskan "Ideku keluar dari asap rokok". Dia menuju jendela kamarnya untuk menatapi langit yang malam ini diisi dengan begitu banyak bintang. Sembari dia terus mengisap dan mengeluarkan asap rokok hingga seluruh kamarnya penuh dengan asap rokok. Dia tak akan takut ada orang yang terganggu dengan asap rokoknya karena dia pikir hanya Mirhan dan Cbaul saja yang memiliki nyali untuk masuk ke kamarnya. Setiap dia mengisap dan mengeluarkan asap rokok seakan semua hal yang memberatkan hidupnya pergi bersama kepulan asap yang menghiasi kamarnya.
Dia tidak pernah memiliki seseorang pacar dalam perjalanan hidupnya. Meski dia memiliki seorang teman wanita seperti maya, tapi dia tidak pernah memiliki perasaan sayang sedikitpun pada Maya. Dia menganggap Maya sebatas teman akrab sama seperti anggapannya kepada Abel. Memang pernah dia memperhatikan seorang wanita yang dia kenal dibangku kuliah, tapi perasaannya hanya sampai pda perasaan suka dan tak ingin memiliki. Baginya perasaan sayang hanya akan membuat manusia jauh dari intelektual dan logika.
Tak terasa asap rokok di kamarnya semakin tebal hingga dia tidak bisa melihat setiap sudut kamarnya. tak berapa lama kemudian dia mendapatkan pesan chat dari temannya di sebelah kamarnya.
"N4n0b0y5: Rio...kamu lagi apa? apa perlu aku telepon pemadam kebakaran?
Zombie1210: Tidak perlu, aku hanya sedang meroko.
 N4n0b0y5: Lebih baik kamu matikan rokokmu sebelum tetangga kita menelepon pemadam kebakaran.
Membaca chat terakhir dari Mirhan Rio langsung saja melihat keluar jendela kamarnya. Dia cukup terkejut mendapati orang-orang yang sedang berkumpul di depan kos berhadapan dengan kamarnya. Dia bergegas untuk mematikan puntung rokoknya, tapi itu sudah terlambat, karena mobil pemadam kebakaran sudah keburu datang ke rumah itu dengan sirine yang mebuat telinga sakit. Seiring dengan itu lampu dirumah itu dipadamkan
Saat salah satu Pemadam Kebakaran akan menyemprotkan air ke titik asap itu, Rio segera membuka jendela kamarnya dan berteriak kepada pemadam kebakaran tersebut.
"Hentikan!...dirumah ini tidak ada kebakaran!..." teriak Rio sampai hampir kehabisan napas.
"Tapi kami ditelepon begitu oleh salah satu penghuni rumah ini!..." jawab salah satu pemadam kebakan yang bersiap memutar tuas air.
"Tidak ada kebaran...aku hanya sedang merokok di dalam kamar..." sebelum Rio menyelsesaikan ucapannya pompa air pemadam kebakaran tersebut sudah lebih dulu menyemburka air tepat ke arah RIo. Rio basah kuyup tak mampu lagi berbuat apa-apa, hanya rasa kesal yang terlihat dari wajahnya saat itu. "Mirhan...sialan..." Rio mengupat dengan penuh rasa marah. Asap dikamarnya menghilang bersama rasa kesalnya kepda teman baiknya tersebut.
Tidak berapa lama lampu kembali dinyalakan dan mobil pemadam kebakaran menjauh dari perumahan itu. Begitu juga orang-orang yang tadinya menonton kebakaran tersebut pergi meninggalkan kos Abel. Rio langsung ke kamar mandi untuk membasuh badannya yang tersemprot air pemadam kebakaran. Setelah Rio keluar dari kamar mandi, dia terkejut melihat Maya, Ambun, Mirhan, dan Cabul membersihkan kamarnya yang tersebur air pemadam kebakaran.
"Gitu dong mandi..." ucap Mirhan yang merapikan buku-buku di meja.
"Kan ganteng apabila kamu mandi," ucap Maya yang tersenyum sambil mengepel kamar Rio.
"Bila kamu bau karena tidak mandi, tak akan ada yang mau mendekati kamu, apalagi wanita yang cantik," ucap Ambun sambil merapikan kasur dan memungut sampah.
"Ia...Terimaksih ya kalian mau membantuku membereskan kamarku," ucap Rio sangat senang ternyata teman-temannya itu sangat peduli padanya.
"Yang benar saja, aku melakukan ini karena akulah yang menelepon pemadam kebakaran, sebab asap rokokmu masuk ke kamarku juga," ucap Ambun yang memang tidak bisa mencium asap rokok. Tapi padasarnya bukan itu alasan sebenarnya Ambun mau membantu membereskan kamar Rio.
"Jadi kamu yang mengerjain aku?" tanya Rio yang tak menyangka Ambun yang mengejainya.
"Sebenarnya setelah makan malam tadi kami merencanakan ini semua untuk membalas apa kamu lakukan pada Mirhan tadi siang dan supaya kamu bisa mandi," ucap Cabul sambil nyengir.
"Ternyata kalian bisa kompak juga ya?" ucap Rio yang senang teman-temannya bisa akur lagi.
"Sudah-sudah..." ucap Maya melerai. "Besok malam kalian sibuk tidak?" tanyanya kemudian.
"Aku rasa tidak," ucap Rio.
"Begitupula aku, karena semua video yang aku buat sudah aku upload" ucap Mirhan.
"Semua alat yang disuruh aku untuk membuatnya sudah aku selesaikan dari kemaren," ucap Ambun.
"Sebab aku ingin mengajak kalian ke Festival Jakarta Games 2017, bukan hanya game yang ditunjukan disana, juga ada Laptop, PC, dan handphone yang akan diperkenalkan," ucap Maya menjelaskan.
"Wah...sepertinya menyenangkan..." ucap Mirhan bersemangat.
"Aku rasa sepertinya menarik," ucap Rio kelihatan senang.
"Kalau kamu bagaimana Bun?" tanya Maya sambil memandang ke arah Ambun, sebab Ambunlah yang sering sekali tidak ikut bersama kami ke acara atau sekedar jalan-jalan.
"Aku pikir tidak masalah kalau aku juga ikut," ucap Ambun.
"Kalau begitu kita akan berkumpul jam lima sore," ucap Maya.
"Terserah kau saja," ucap Ambun sembil berjalan keluar kamar Rio.
"Kebiasaan..." ucap Rio dengan tersenyum. "Mir...boleh minjam laptopmu tidak?" tanya Rio pada Mirhan.
"Boleh, memangnya kenapa dengan komputermu?" tanya Mirhan. "Aku lihat tidak ada masalah."
"memang, tapi aku ingin mentes software yang baru aku buat," ucap Rio pada Mirhan sambil memeng sebuah flashdisk yang ada diatas meja komputernya.
"Baiklah...tapi laptopku jangan sampai rusak ya? soalnya aku baru membelinya," ucap Mirhan sambil berjalan keluar kamar Rio. Tak berapa lama kemudian Mirhan masuk sambil membawa laptop ditangannya. "Ini..." ucap Mirhan memberikan laptopnya pada Rio tanpa ada kecurigaan sedikitpun. "Jangan sampai rusak," ucap Mirhan kembali mengingatkan.
"Tanang, meskipun rusak nantinya aku akan bisa memperbaikinya," ucap Rio sambil tersenyum. "Memangnya apa yang ingin kau lakukan pada laptopku?" tanya Mirhan dengan curiga, soalnya semua handphone dan laptop kepunyaannya selalu menjadi kelinci percobaan Rio.
"Aku cuman pengen mengopy file software hacking yang pernah aku berikan padamu," ucap Rio sembari menancapkan flashdisknya pada laptop Mirhan. Tanpa diketahui Mirhan, flashdisk Rio berisi ribuan virus yang membahayakan ke komputer target. Rio berhasil memasukan file virus dari flashdisknya, setelah virus itu masuk flashdisk Rio langsung tidak terdeteksi lagi. "Sial...flashdiskku rusak," ucap Rio supaya Mirhan tidak curiga bahwa Rio memasukan Virus ke laptopnya.
Rio membuat flashdisk ini tidak lama setelah dia mendapatkan pekerjaan untuk membuatkan software antivirus. Flashdisk yang Rio colokan ke laptop Mirhan sudah Rio rakit agar langsung emengirimkan virus secara otomatis ke laptop korban dengan cara mencolokannya ke laptop target. Setelah laptop target dipenuhi oleh virus yang ada di flashdisk, flashdisk akan eject otomatis. Jadi korban tidak pernah sadar bahwa laptopnya sudah dimasuki beribu virus dari flashdisk tersebut. Metode ini Rio kembangkan dari buku milik ayahnya yang dia baca saat belajar ilmu komputer.
"Aku rasa lain kali saja aku mengambilnya," ucap Rio pura-pura kecewa.
"Cuma itu saja?" tanya Mirhan masih curiga dengan Rio.
"Mau bagaimana lagi? aku hanya punya satu flashdisk yang bukan untuk ngehack," ucap Rio dengan jujur, tapi Mirhan tidak tau flashdisk mana yang dimaksud Rio.
"Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke kamarku," ucap Mirhan pada Rio sembari membawa laptopnya.
"Aku juga," ucap Maya. "Sebab besok aku ada shooting film baru."
"Aku juga mau tidur," ucap Cabul mengikuti Maya. "May, tidur bareng yuk?" ucap Cabuk bercanda.
"Apa kamu pengen aku hajar?" ucap Maya sambil mengepalkan tangannya.
"Bercanda kali May..." ucap Cabul yang ketakutan.
"Dasar..." ucap Rio menutup pintu kamarnya dan kembali menyalakan rokok. "Besok aku akan melihat kekuatan dari software yang aku buat ini," ucap Rio melirik software antivirus yang dia buat.
Note:
Kadang orang-orang tidak terlalu peduli dengan virus apa yang masuk dari flashdisk yang tertancap di laptop atau PCnya. Mereka terlalu yakin bahwa antivirus yang mereka miliki mampu memusnahkan semua virus yang ada di komputer mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar